Rabu, 30 Maret 2011

Profil Pendiri Pondok Pesantren Muthi'ul Huda

Beliau mempunyai Nama lengkap Kyai Muhammad Thoha Annasyir bin Wiyano sakti Annasyir bin syekh Imam Muhsin Annasyir bin syekh Abdul Jalil Anasyir.  Beliau di lahirkan di Ngancar kab Kediri pada tahun 1929.
Beliau tidak pernah  mengenyam pendidikan formal, pendidikan yang belaiu tempuh diantaranya. Madrasah diniyah Awaliyah Takhusshusiyah Lerboyo (1935-1941), kemudian melanjutkan di madrasah al wusthaniyah akhashusiyah Lerboyo (1941-1944) dan madrasah Diniyah Al Ulya Tebu Ireng Jombang Jatim (1944-1948). Setelah lulus di Pondok pesantren Tebu Ireng kemudian ditugaskan oleh gurunya Syaih Kyai H. Mahrus Ali Lerboyo untuk berdakwah diwilayah Timur tepatnya di kota Banyuwangi.dan sebelum ketempat tujuannya beliau sempat mengambil baiat Tariqat Qadariyah Wa naqshabandiyah kepada Syeh Mansur Surabaya. Tepat pada tahun 1950. di kota banyuwangi tempat belaiu ditugaskan oleh gurunya beliau mendirikan Pondok pesantren “HIDAYATUL MUBTADHIN” Sukorjo Banyuwangi. Dan sampai menikah serta meninggalkan seorang putri yang sampai saat ini memimpin Pondok tersebut.

Kemudian pada tahun 1965 M beliau hijrah ditugaskan untuk berhijrah lagi ke daerah terpencil di kota Banyuwangi yang masih kental dengan agama Hindu tepatnya di desa Selorjo Genteng Kab. Banyuwangi. Dan mendirikan Pondok pesantren DARUL ULUM. Dan menikah yang kedua kalinya, kemudian beliau di perintahkan lagi oleh gurunya yaitu Kyai Makrus Ali Lerboyo supaya mengembangkan dakwahnya ke pulau Kalimantan.

Akhirnya pada tahun 1974 beliau beserta keluarganya dan 10 orang Kepala Keluarga hijrah ke Banjarmasin, Tepatnya di daerah kabupaten Tapin Dusun Munthi, yang masih hutan belantara. didusun inilah rombongan tiba pada bulan Sya’ban pada pukul 16.00 Wita. Kemudian didirikanlah tempat pemondokan sederhana untuk rombongan yang berjumlah 10  kepala keluarga, dengan kehidupan yang sangat pas-pasan rombongan ini mempertahankan hidup keluarganya. Dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1976 didirikanlah tempat Ibadah (langgar) oleh Pimpinan rombongan (Kyai Muhammad Thoha) dengan nama MUTHI’UL HUDA yang diambil dari nama dusun MUNTHI yang artinya orang-orang yang Taat dan mendapat petunjuk.

Setelah Mushalla tersebut selesai dibangun dengan sangat sederhana, kemudian  mushalla tersebut beralih fungsi menjadi (Masjid) belum layak, mengingat jamaah yang bermukim di sekitar dusun munthi terus bertambah. Bersamaan dengan itu. Didirikanlah lembaga pendidikan Madrasah Diniyah Thakhasushiyah bernama DARUL ULUM, yang kurikulum pokoknya diambil dari Pondok Pesantren Lerboyo dan Tebu Ireng, di mana Pimpinan Jamaah adalah alumni dari dua pondok besar tersebut di pulau jawa tersebut.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk wilayah dakwah beliau sampai kedaerah pegunungan yaitu Asam Randah dan Bagak yang jaraknya lebih dari 20 KM, dan hanya bisa di jalani dengan jalan kaki. Kemudian mendirikan Majlis Ta’lim Tarbiyatul Mukminin, mendirikan Jamaah Manakib Syeh Abdul Kadir jailani, pengajian seloso kliwon, pengajian sewelasan, Pengajian Malam Jum’at Legi,

Kemudian pada tahun 1985 bersamaan dengan dibangunnya masjid tersebut Oleh AMD (ABRI Masuk Desa) beliau mendirikan PONDOK PESANTREN MUTHI’UL HUDA, dan diangkat menjadi Penyuluh Agama Honorer dilingkungan Departemen Agama Kab. Tapin sampai beliau wafat,

Pengabdian beliau kepada Agama Bangsa dan negara terus beliau Dengungkan dengan melahirkan para mujahid-mujahid baru untuk terus membangun Ummat tanpa mengenal lelah, atas keikhlasan dan kesabaran beliau dalam membangun ummat, dari tangan beliau banyak sekali melahirkan para Pengabdi Agama bangsa dan Negara, mulai dari Seorang ulama terkenal, Ustadz, Guru, Pegawai, Pengusaha, Politisi, Petani dan lain sebagainya yang banyak tersebar dimana-mana.

Di mana Dusun Munti yang dulunya hutan belantara hanya pepohonan semak belukar, berkat kegigihan beliau sekarang sudah menjadi kota dan Dusun munti sekarang menjadi Ibu kota kecamatan, sungguh merupakan Karunia Allah yang sangat besar.

Di usia senja, beliau masih mengabdi dan memikirkan untuk terus mengabdi dan membangun ummat, Mengingat semakin banyak alumni Pondok Pesantren dan murid-murid Beliau yang sudah lulus S1 dari berbagai Perguruan tinggi, dan atas Izin beliau tepat pada tanggal 23 Mei 2003 berdirilah lembaga pendidikan Formal MTs.Muthi’ul Huda, yang langsung diresmikan oleh Bapak Bupati Tapin. Drs. Idis Nurdin Halidi, M.AP

Tepat Pada hari rabu tanggal 28 Juni 2006 / 2 Jumadil Akhir 1427 H beliau menghadap kerahmatullah selepas shalat Isya, dan dimakamkan di komplek Pondok Pesantren Muthi’ul  Huda Hatungun. Karya terbesar buku beliau adalah Kitab Adabul Mar’ah yang ditulis pada tahun 1984 dan Ilmu falaq yangditulis pada tahun 1985.
    
            Semoga Karya-karya Abuya yang begitu besar di ridhai Allah SWT, dan kita sebagai generasi penerus, mari terus kita pelihara dan kita kembangkan Ajaran beliau mudah-mudahan Allah meridhai kita semua Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar